PT Bank Danamon Tbk (BDMN) menyatakan, dana investasi yang ditempatkan nasabahnya di berbagai produk investasi seperti reksa dana ataupun unit link masih terbatas.
Jumlahnya kurang dari lima persen dari total dana pihak ketiga (DPK) di perseroan. Retail Banking Product Management Head Bank Danamon Sonny Wahyubrata menjelaskan, rendahnya jumlah dana investasi ini disebabkan persepsi nasabah belum berubah. Nasabah lebih memilih produk deposito untuk berinvestasi.
Menurut Sonny, dari total DPK hingga akhir kuartal/ 2012, sebesar Rp89 triliun total dana investasi nasabah ke berbagai instrumen investasi hanya mencapai sekitar Rp4,45 triliun, atau mencapai lima persen dari total DPK.
“Umumnya nasabah masih banyak deposit minded. Di kami masih kecil, masih di bawah lima persen dari total DPK,”ujarnya seusai penandatanganan kerja sama antara PT Manulife Aset Management dan PT Bank Danamon di Jakarta, kemarin.
Gambaran yang terjadi di Danamon ini, kata Sonny, umumnya merupakan gambaran yang terjadi di industri secara umum. Secara industri, dari total DPK secara industri yang mencapai sekitar Rp2.500–2.600 triliun,dana kelolaan reksa dana saja baru mencapai sekitar Rp150 triliun.“ Tidak sampai lima persen untuk reksa dana di industri. Bagaimanapun dibandingkan dana investasi, dana deposito masih besar,”ujarnya.
Walau masih kecil, Sonny menilai minat masyarakat untuk berinvestasi di luar deposito mulai banyak. Masyarakat semakin banyak yang memperhatikan dan mengalihkan sebagian dananya ke produk investasi, khususnya reksa dana dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).“Tiap tahun setiap luncurkan ORI demand besar dan para agen kelebihan permintaan,” ujarnya.
Sonny menilai, seiring pertumbuhan ekonomi yang membaik maka pasar modal akan membaik. Minat dan animo masyarakat berinvestasi pun akan meningkat.
Meski situasi pasar modal saat ini sedang bergejolak, Danamon menggandeng PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) untuk mendistribusikan lima produk reksa dana kelolaan MAMI efektif bulan ini. MAMI merupakan manajemen investasi ke enam yang bekerja sama dengan Danamon.
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro mengatakan, reksa dana ini akan diperuntukkan bagi masyarakat di segmen mass affluentmaupun high net worth individuals ke produk reksa dana kelolaan MAMI.
Menurut Legowo,Danamon akan memasarkan tiga produk reksa dana saham,yaitu Manulife Dana Saham, Manulife Saham Andalan, dan Manulife Syariah Sektoral Amanah.
Selain itu, Danamon juga akan memasarkan reksa dana campuran Manulife Dana Campuran II dan reksa dana pendapatan tetap Manulife Obligasi Negara Indonesia II.Menurut Legowo, tahun ini perseroan menargetkan dana kelolaan reksa dana Rp45 triliun
Jumlahnya kurang dari lima persen dari total dana pihak ketiga (DPK) di perseroan. Retail Banking Product Management Head Bank Danamon Sonny Wahyubrata menjelaskan, rendahnya jumlah dana investasi ini disebabkan persepsi nasabah belum berubah. Nasabah lebih memilih produk deposito untuk berinvestasi.
Menurut Sonny, dari total DPK hingga akhir kuartal/ 2012, sebesar Rp89 triliun total dana investasi nasabah ke berbagai instrumen investasi hanya mencapai sekitar Rp4,45 triliun, atau mencapai lima persen dari total DPK.
“Umumnya nasabah masih banyak deposit minded. Di kami masih kecil, masih di bawah lima persen dari total DPK,”ujarnya seusai penandatanganan kerja sama antara PT Manulife Aset Management dan PT Bank Danamon di Jakarta, kemarin.
Gambaran yang terjadi di Danamon ini, kata Sonny, umumnya merupakan gambaran yang terjadi di industri secara umum. Secara industri, dari total DPK secara industri yang mencapai sekitar Rp2.500–2.600 triliun,dana kelolaan reksa dana saja baru mencapai sekitar Rp150 triliun.“ Tidak sampai lima persen untuk reksa dana di industri. Bagaimanapun dibandingkan dana investasi, dana deposito masih besar,”ujarnya.
Walau masih kecil, Sonny menilai minat masyarakat untuk berinvestasi di luar deposito mulai banyak. Masyarakat semakin banyak yang memperhatikan dan mengalihkan sebagian dananya ke produk investasi, khususnya reksa dana dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).“Tiap tahun setiap luncurkan ORI demand besar dan para agen kelebihan permintaan,” ujarnya.
Sonny menilai, seiring pertumbuhan ekonomi yang membaik maka pasar modal akan membaik. Minat dan animo masyarakat berinvestasi pun akan meningkat.
Meski situasi pasar modal saat ini sedang bergejolak, Danamon menggandeng PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) untuk mendistribusikan lima produk reksa dana kelolaan MAMI efektif bulan ini. MAMI merupakan manajemen investasi ke enam yang bekerja sama dengan Danamon.
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro mengatakan, reksa dana ini akan diperuntukkan bagi masyarakat di segmen mass affluentmaupun high net worth individuals ke produk reksa dana kelolaan MAMI.
Menurut Legowo,Danamon akan memasarkan tiga produk reksa dana saham,yaitu Manulife Dana Saham, Manulife Saham Andalan, dan Manulife Syariah Sektoral Amanah.
Selain itu, Danamon juga akan memasarkan reksa dana campuran Manulife Dana Campuran II dan reksa dana pendapatan tetap Manulife Obligasi Negara Indonesia II.Menurut Legowo, tahun ini perseroan menargetkan dana kelolaan reksa dana Rp45 triliun